PETA BUMI BATARA GURU
Daerah Kabupaten Luwu Timur merupakan daerah hasil pemekaran dari Daerah Kabupaten Luwu Utara. Secara definitif Kabupaten Luwu Timur terbentuk pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2003 Tentang Pembentukan Kabupaten Luwu Timur dan Kabupaten Mamuju Utara di Provinsi Sulawesi Selatan, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 3 Maret 2003. Selanjutnya, peresmian dimulainya pemerintahan di daerah ini, dilakukan pada tanggal 3 Mei 2003, yang ditandai dengan pelantikan Penjabat Bupati Luwu Timur yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Luwu Timur melalui Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur Nomor 06 Tahun 2006.
Secara geografis Kabupaten Luwu Timur berada disebelah selatan garis katulistiwa, tepatnya terletak diantara 2o03’00’’ - 3o03’25’’ LS dan 119o28’56’’ - 121o47’27’’ BT. Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Kabupaten Morowali di Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah selatan dan tenggara dengan Kabupaten Kolaka Utara dan Kabupaten Konawe Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Teluk Bone, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara (Provinsi Sulawesi Selatan).
Kabupaten Luwu Timur yang beribukota di Malili, memiliki luas wilayah 6.994,88 km2 atau 11,14 % luas Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri dari 11 kecamatan dan 107 desa. Kabupaten Luwu Timur berada pada ketinggian 0 - 1.230 m diatas permukaan laut dengan struktur wilayah terdiri atas dataran rendah, tinggi dan wilayah pesisir. Kondisi topografi dan kelerengan berada pada kisaran 0 – 2%, 2 – 15%, 15 – 30%, 30 – 40% dan > 40%.
Secara umum kondisi ini menjadikan daerah Kabupaten Luwu Timur sebagai daerah yang memiliki “kondisi topografis terlengkap”, disebabkan terdapatnya kawasan dataran tinggi atau pegunungan yang memiliki danau pada bahagian utara, timur laut dan timur wilayah daerah ini, dataran rendah pada bahagian tengah dan barat wilayah daerah, serta kawasan sungai dan laut yang membentang pada seluruh bagian selatan wilayah daerah ini.
Kabupaten Luwu Timur sebagaimana daerah tropis lainnya, mempunyai suhu berkisar antara 22,5oC – 33,6oC, termasuk dalam tipe iklim A (Schmidt – Ferguson), dengan curah hujan yang cukup tinggi. Pada tahun 2008 tercatat rata-rata curah hujan mencapai 251 mm dengan rata-rata jumlah hujan perbulan mencapai 19 hari.
Keunikan lainnya dari Kabupaten Luwu Timur, karena pada wilayahnya terdapat lima danau, empat diantaranya terletak di Kecamatan Towuti yakni Mahalona dengan luas mencapai (25 km2), Towuti (585 km2), Tapparang Masapi (2,43 km2),dan Lontoa (1,72 km2) dan satu terletak di Kecamatan Nuha yakni danau Matano. Karena keunikan ini, daerah ini juga dijuluki “Negeri Lima Danau”, dimana keseluruhan danau tersebut wilayahnya berada di wilayah daerah ini, serta terletak di kawasan dataran tinggi yang mengalirkan air melalui beberapa sungai dengan tiada hentinya.
Danau Matano memiliki luas 245,7 km2, dengan kedalaman mencapai 600 m (1.969 kaki), 382 meter di antaranya berada di atas permukaan laut. Danau ini tercatat sebagai danau terdalam di Asia Tenggara dan terdalam kedelapan di dunia. Sementara Danau Towuti dikenal sebagai danau terluas kedua di Indonesia, setelah Danau Toba di Sumatera Utara.
Disamping keunikan dan panorama alam yang indah, Kabupaten Luwu Timur memiliki potensi kekayaan sumberdaya alam yang sangat besar, sehingga sangat mendukung pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi pada masa datang, khususnya pengembangan ke arah industri berbasis sumberdaya alam, meliputi; sektor pertanian dalam arti luas, sektor pariwisata, energi dan sumberdaya mineral yang tersebar hampir pada seluruh wilayah daerah ini.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar